Posts

Showing posts from November, 2017

Pesan dari Hati

Saya selalu percaya bahwa Tuhan telah menuliskan semuanya. Memiliki keluarga. Dosen dan teman-teman baru. Bertemu kembali dengan peliharaan yang sudah setahun tak bersama. Bertabrakan dengan seseorang lalu saling meminta maaf. Makan bareng teman satu geng dulu. Jalan berpuluh-puluh kilo meter dengan teman baru. Mengobrol bersama perempuan asing di depan bank Tak sengaja bertemu teman lama di toko buku. Berpapasan dan tak saling menyapa. Beradu pandang kemudian melemparkan senyum. Hanya sekedar tahu dari media social. Chatting dan tak pernah berbicara langsung. Semua sudah dituliskan-Nya jauh-jauh hari. Jauh sekali, sampai saya seperti ini. Dimana saya waktu itu hanya mengenal keluarga sebagai salah satu bagian dari kepemilikan saya. Jauh dari bayangan. Sampai saya harus belajar mengikhlaskan sesuatu. Seperti teman-teman lama yang sudah saya anggap keluarga kedua, bagian dari kepemilikan saya juga. Lalu nyatanya pun harus berpisah. Karena kehidupan bukan hanya sekeda

Sang Penikmat yang Patah Hati?

Aku berada di suatu jalan sore itu. Hujan turun rintik-rintik lalu kemudian lebih deras. Hari itu matahari sedang bersiap untuk istirahat, maka langitnya pun dibuat indah. Warnanya jingga ke-ungu-an. “Mau pakai payung?” katanya. “Tidak usah” jawabku. Ini hari kedua aku menolak memakai payung. Beberapa minggu lalu juga, aku memilih kebasahan di tengah jalan ketika ingin pulang. Kapan lagi? Rasanya dulu waktu kecil aku tak pernah mencoba untuk mandi hujan. Bukan karena takut dimarahi mama, hanya waktu yang tak memungkinkan saja, setiap hujan pasti sedang di rumah. Satu jam kira-kira waktu untuk sampai ke rumah. Senangnya pulang saat matahari terbenam itu, langitnya indah. Seperti sedang melihat lukisan, tapi yang ini tampak nyata. Aku sudah melukismu (langit) di sore ini dalam ingatanku kataku dalam hati. Tak peduli lengan kemejaku yang sudah lepek ataupun tubuhku yang sudah menggigil. Tak peduli dengan pengendara lain yang memakai jas hujan sedangkan ku layaknya kucing kecil yang

Dua Orang yang berbeda : Semiliar Perbedaan

Seiring waktu semakin sering berkabar. Membicarakan sesuatu mulai dari Anime, kampus, sampai kebiasaan. Kalau saja kamu sadar. Kita itu similar. Yaa... Bukan berarti tak punya perbedaan. Tak hanya satu ataupun dua, tapi se-mi-li-ar. Oleh karena itu, saya namakan semiliar perbedaan. Namanya juga dua orang berbeda yang awalnya saling tak kenal. Kalau yang satunya tak berusaha mencari yang satunya lagi tak akan sadar. Kalau yang satunya tak berusaha mengabari percakapan pun tak akan dimulai. Semakin kesini saya rasa biarkanlah urusan diri sendiri dan kesadaran. Dan biarkanlah kamu saya jadikan motivasi disetiap perjalanan. Perjalanan yang saya maksud adalah kehidupan saya yang sekarang. Bukan masa yang lalu ataupun masa sebelum kamu datang. Kata saya juga bagai mencari jarum ditumpukan jerami. Tidak tahu awalnya hanya iseng memperhatikanmu dua bulan lalu. Eh malah sampai sekarang ini. Jangan sampai kamu tak ingat saya lagi. Jangan sampai hanya nama saya yang kamu ketahu